TB Indonesia News - Taiwan pada Ahad mengatakan pihaknya
menyambut janji Amerika Serikat untuk mempertimbangkan kembali rencana
penjualan jet tempur baru ke pulau itu, satu kesepakatan pertahanan yang
cenderung akan membuat marah Beijing.
Taiwan telah mendesak untuk pembelian 66 pesawat baru buatan AS jet
tempur F-16, tetapi kesepakatan itu telah dihentikan oleh Washington.
Gedung Putih pada Jumat menjanjikan "pertimbangan serius" untuk
penjualan jet-jet di balik "perkembangan ancaman militer terhadap
Taiwan".
"Taiwan menyambut setiap proyek yang akan membantu meningkatkan dan
memperkuat kemampuan pertahanan diri kami," kata juru bicara kementerian
pertahanan Taiwan David Lo, namun menolak untuk menguraikan masalah
sensitif itu.
Menurut hukum AS, pemerintah harus menyediakan alat untuk
pertahanan diri Taiwan, pemerintahan demokrasi sendiri yang China klaim sebagai wilayahnya.
Washington mengumumkan pada September akan melengkapi Taiwan dengan 146 jet F-16 A/B dengan teknologi baru, dalam kesepakatan senilai 5,85 miliar dolar AS yang mengecewakan keinginan pulau itu untuk mendapatkan 66 F-16 C/Ds baru.
Menurut hukum AS, pemerintah harus menyediakan alat untuk
pertahanan diri Taiwan, pemerintahan demokrasi sendiri yang China klaim sebagai wilayahnya.
Washington mengumumkan pada September akan melengkapi Taiwan dengan 146 jet F-16 A/B dengan teknologi baru, dalam kesepakatan senilai 5,85 miliar dolar AS yang mengecewakan keinginan pulau itu untuk mendapatkan 66 F-16 C/Ds baru.
Meski paket itu kurang dari apa yang Taiwan harapkan, hal itu memicu
respons marah China, yang memperingatkan bahwa kesepakatan itu akan
merusak hubungan militer China-Amerika Serikat.
Ketegangan antara Taipei dan Beijing telah mereda secara nyata sejak tahun 2008 ketika Ma Ying-jeou, dari Partai Kuomintang yang bersahabat dengan China berkuasa dengan platform meningkatkan hubungan perdagangan dan pariwisata dengan China.
Namun China masih menganggap pulau itu bagian dari wilayahnya dan mengancam akan menyerang Taiwan meski pulau tersebut telah berpemerintahan sendiri selama lebih dari 60 tahun sejak akhir perang sipil pada 1949, demikian AFP.
Ketegangan antara Taipei dan Beijing telah mereda secara nyata sejak tahun 2008 ketika Ma Ying-jeou, dari Partai Kuomintang yang bersahabat dengan China berkuasa dengan platform meningkatkan hubungan perdagangan dan pariwisata dengan China.
Namun China masih menganggap pulau itu bagian dari wilayahnya dan mengancam akan menyerang Taiwan meski pulau tersebut telah berpemerintahan sendiri selama lebih dari 60 tahun sejak akhir perang sipil pada 1949, demikian AFP.
Antara
0 komentar:
Posting Komentar