Pengunjuk rasa membawa bendera Jepang saat aksi
protes anti-China dI Tokyo, Jepang, Sabtu (22/9). Perselisihan yang
makin memanas atas Kepulauan Senkaku, telah memicu aksi protes
besar-besaran di China dan meningkatkan ketegangan maritim saat
kapal-kapal China mendekati perairan yang diklaim Jepang.
... Washington mengatakan, akan membela Jepang dalam persengketaan Kepulauan Senkaku... "
TB News - Suhu hubungan China dengan Jepang meningkat terkait
sengketa kewilayahan, terkhusus setelah China memberlakukan zona
pertahanan udara di sekitar Kepulauan Senkaku.
Senin, kedua
pihak saling panggil duta besar masing-masing setelah Beijing
mendeklarasikan wilayah pertahanan udara itu, yang disebut Tokyo sangat
berbahaya.
Perselisihan diplomatik itu mencuat setelah Washington mengatakan, akan membela Jepang dalam persengketaan Kepulauan Senkaku.
Pemerintah Korea Selatan dan Taiwan menyuarakan kegelisahan mereka atas pengumuman yang dibuat China pada akhir pekan kemarin.
"Saya sangat prihatin karena ini merupakan aksi yang sangat berbahaya yang bisa menimbulkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak diinginkan," kata Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, kepada parlemen.
"Jepang akan meminta China menahan diri sementara kami terus menjalankan kerjasama dengan masyarakat internasional," katanya.
Komentar dikeluarkan pertama kali oleh Abe sejak Beijing pada Sabtu membentuk Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ/Air Defence Identification Zone).
Zona itu mengharuskan semua pesawat yang terbang di atas wilayah Laut China Timur menaati perintah-perintah yang ditetapkan China.
Zona meliputi kepulauan yang dikuasai Tokyo, di mana kapal dan pesawat-pesawat dari kedua negara sudah membayang-bayangi satu sama lain dalam kemungkinan munculnya konfrontasi yang berbahaya.
Menteri Luar Negeri, John Kerry, menyatakan Washington sangat prihatin, dengan mengatakan langkah China itu telah meningkatkan resiko terjadi insiden.
"Aksi sepihak ini merupakan percobaan untuk mengubah status quo di Laut China Timur," kata Kerry.
Tokyo memanggil duta besar China untuk negara itu, menuntut penarikan rencana pembentukan zona itu, namun dikabarkan langsung mendapat tanggapan dari Cheng Yonghua, yang mengatakan Tokyo harus menarik kembali tuntutannya yang tidak berdasar itu.
Berdasarkan peraturan zona, pesawat-pesawat diminta memberikan rencana penerbangan mereka, menerangkan secara jelas kewarganegaraan mereka serta menjaga komunikasi radio dua-arah untuk memungkinkan mereka memberikan tanggapan secara cepat dan akurat, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pihak berwenang China.
Wilayah itu juga melingkupi perairan yang diklaim Taiwan dan Korea Selatan sehingga menimbulkan kemarahan pada kedua pihak.
Sebagian dari zona itu bertumpukan dengan zona pertahanan udara milik Korea Selatan serta pegunungan batu yang dikuasai Korea Selatan --dikenal dengan Ieodo-- dan telah sekian lama menjadi sumber ketegangan diplomatik dengan Beijing.
"Saya ingin katakan sekali lagi bahwa kami memiliki penguasaan kewilayahan yang tidak berubah terhadap Ieodo," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan, Kim Min-Seok, Senin.
Di Taipei, pemerintah menyatakan tekad mempertahankan kedaulatan di Kepulauan Senkaku itu.
Kementerian Luar Negeri Jepang tidak akan menghormati penggarisan batas China, yang tidak memiliki keabsahan sama sekali di Jepang.
Perselisihan diplomatik itu mencuat setelah Washington mengatakan, akan membela Jepang dalam persengketaan Kepulauan Senkaku.
Pemerintah Korea Selatan dan Taiwan menyuarakan kegelisahan mereka atas pengumuman yang dibuat China pada akhir pekan kemarin.
"Saya sangat prihatin karena ini merupakan aksi yang sangat berbahaya yang bisa menimbulkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak diinginkan," kata Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, kepada parlemen.
"Jepang akan meminta China menahan diri sementara kami terus menjalankan kerjasama dengan masyarakat internasional," katanya.
Komentar dikeluarkan pertama kali oleh Abe sejak Beijing pada Sabtu membentuk Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ/Air Defence Identification Zone).
Zona itu mengharuskan semua pesawat yang terbang di atas wilayah Laut China Timur menaati perintah-perintah yang ditetapkan China.
Zona meliputi kepulauan yang dikuasai Tokyo, di mana kapal dan pesawat-pesawat dari kedua negara sudah membayang-bayangi satu sama lain dalam kemungkinan munculnya konfrontasi yang berbahaya.
Menteri Luar Negeri, John Kerry, menyatakan Washington sangat prihatin, dengan mengatakan langkah China itu telah meningkatkan resiko terjadi insiden.
"Aksi sepihak ini merupakan percobaan untuk mengubah status quo di Laut China Timur," kata Kerry.
Tokyo memanggil duta besar China untuk negara itu, menuntut penarikan rencana pembentukan zona itu, namun dikabarkan langsung mendapat tanggapan dari Cheng Yonghua, yang mengatakan Tokyo harus menarik kembali tuntutannya yang tidak berdasar itu.
Berdasarkan peraturan zona, pesawat-pesawat diminta memberikan rencana penerbangan mereka, menerangkan secara jelas kewarganegaraan mereka serta menjaga komunikasi radio dua-arah untuk memungkinkan mereka memberikan tanggapan secara cepat dan akurat, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pihak berwenang China.
Wilayah itu juga melingkupi perairan yang diklaim Taiwan dan Korea Selatan sehingga menimbulkan kemarahan pada kedua pihak.
Sebagian dari zona itu bertumpukan dengan zona pertahanan udara milik Korea Selatan serta pegunungan batu yang dikuasai Korea Selatan --dikenal dengan Ieodo-- dan telah sekian lama menjadi sumber ketegangan diplomatik dengan Beijing.
"Saya ingin katakan sekali lagi bahwa kami memiliki penguasaan kewilayahan yang tidak berubah terhadap Ieodo," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan, Kim Min-Seok, Senin.
Di Taipei, pemerintah menyatakan tekad mempertahankan kedaulatan di Kepulauan Senkaku itu.
Kementerian Luar Negeri Jepang tidak akan menghormati penggarisan batas China, yang tidak memiliki keabsahan sama sekali di Jepang.
0 komentar:
Posting Komentar