Pemimpin oposisi pro-demokrasi Myanmar Aung San
Suu Kyi (R) memberikan keterangan kepada media disaksikan oleh Menteri
Luar Negeri AS Hillary Clinton di kediaman Suu Kyi di Yangon, Jumat
(2/12). Clinton menggelar pertemuan terakhir dengan Suu Kyi hari ini
saat ia mengakhiri kunjungan bersejarahnya ke Myanmar dimana pemerintah
sipil yang baru berjanji untuk maju dengan reformasi politik dan kembali
terlibat dengan komunitas dunia.
TB Indonesia News - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat
Hillary Clinton, Senin, menasehati pemimpin demokrasi Myanmar Aung San
Suu Kyi yang akan bergabung dengan parlemen untuk pertama kalinya, bahwa
itu tidak mudah.
Hillary, mantan ibu negara dan senator yang mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat pada 2008, memuji Suu Kyi saat pemutaran perdana "The Lady" -- sebuah film biografi tentang pemenang Nobel Perdamaian itu karya sutradara Prancis Luc Besson-- di Amerika Serikat, lapor AFP.
"Saya katakan padanya di salah satu percakapan telepon kami baru-baru ini -- dia berubah dari sebuah ikon menjadi seorang politikus. Saya telah melakukan hal yang sama dan sampai batas tertentu, saya tahu bahwa itu tidak mudah,` kata Hillary.
`Sekarang anda bergabung dengan parlemen dan anda mulai kompromi, itulah demokrasi. Ini bukan kata yang kotor," kata Hillary saat pemutaran perdana di kantor pusat Asosiasi Film Amerika.
Hillary mengatakan kepada Suu Kyi bahwa dia akan "harus bekerja sama dengan orang lain, beberapa di antaranya sangat tidak anda setujui pendapatnya".
"Tapi itu adalah bagian dari komitmen yang anda buat untuk sebuah proses demokrasi, bahkan jika proses itu rentan seperti yang sedang dilakukan oleh para pemimpin dan rakyat Burma saat ini," katanya, merujuk ke nama lama Myanmar.
Suu Kyi, yang telah menghabiskan sebagian besar dari dua dasawarsa terakhir dalam tahanan rumah memenangkan kursi pertamanya di parlemen pada pemilihan umum April yang merupakan contoh nyata dari tanda reformasi oleh Presiden Thein Sein.
Hillary pekan lalu mengumumkan seperangkat imbalan untuk mendorong reformasi lebih lanjut di Myanmar, termasuk mengurangi pembatasan Amerika Serikat pada investasi dan jasa keuangan di negara yang kaya sumber daya tapi miskin itu.
Hillary, yang bertemu Suu Kyi untuk pertama kalinya dalam kunjungan yang bersejarah pada bulan Desember di Yangon, mengulangi harapannya atas suatu tindakan lebih lanjut dari Myanmar, termasuk pembebasan tahanan politik dan penyelesaian konflik etnis.
`Itu adalah sesuatu yang kami ikuti dengan cermat namun penuh harapan," kata Hillary mengenai hubungan Amerika Serikat dengan Myanmar.
Hillary, mantan ibu negara dan senator yang mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat pada 2008, memuji Suu Kyi saat pemutaran perdana "The Lady" -- sebuah film biografi tentang pemenang Nobel Perdamaian itu karya sutradara Prancis Luc Besson-- di Amerika Serikat, lapor AFP.
"Saya katakan padanya di salah satu percakapan telepon kami baru-baru ini -- dia berubah dari sebuah ikon menjadi seorang politikus. Saya telah melakukan hal yang sama dan sampai batas tertentu, saya tahu bahwa itu tidak mudah,` kata Hillary.
`Sekarang anda bergabung dengan parlemen dan anda mulai kompromi, itulah demokrasi. Ini bukan kata yang kotor," kata Hillary saat pemutaran perdana di kantor pusat Asosiasi Film Amerika.
Hillary mengatakan kepada Suu Kyi bahwa dia akan "harus bekerja sama dengan orang lain, beberapa di antaranya sangat tidak anda setujui pendapatnya".
"Tapi itu adalah bagian dari komitmen yang anda buat untuk sebuah proses demokrasi, bahkan jika proses itu rentan seperti yang sedang dilakukan oleh para pemimpin dan rakyat Burma saat ini," katanya, merujuk ke nama lama Myanmar.
Suu Kyi, yang telah menghabiskan sebagian besar dari dua dasawarsa terakhir dalam tahanan rumah memenangkan kursi pertamanya di parlemen pada pemilihan umum April yang merupakan contoh nyata dari tanda reformasi oleh Presiden Thein Sein.
Hillary pekan lalu mengumumkan seperangkat imbalan untuk mendorong reformasi lebih lanjut di Myanmar, termasuk mengurangi pembatasan Amerika Serikat pada investasi dan jasa keuangan di negara yang kaya sumber daya tapi miskin itu.
Hillary, yang bertemu Suu Kyi untuk pertama kalinya dalam kunjungan yang bersejarah pada bulan Desember di Yangon, mengulangi harapannya atas suatu tindakan lebih lanjut dari Myanmar, termasuk pembebasan tahanan politik dan penyelesaian konflik etnis.
`Itu adalah sesuatu yang kami ikuti dengan cermat namun penuh harapan," kata Hillary mengenai hubungan Amerika Serikat dengan Myanmar.
Antara News
0 komentar:
Posting Komentar