Upacara penyucian dimaksudkan agar tak terulang lagi pembantaian di masa depan.
TB Indonesia News - Pembunuhan sadis yang menimpa I Made
Purnabawa, 27 tahun dan keluarganya tentu saja menimbulkan trauma
mendalam. Tak hanya pada keluarga, trauma itu juga menimpa warga
Peminge, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang secara khusus menggelar
upacara pembersihan atau pecaruan di lokasi.
Upacara dimaksudkan untuk menyucikan wilayah tersebut pascapembunuhan keluarga Purnabawa pada 13 Februari 2012, agar kejadian seperti itu tidak terulang kembali di masa mendatang.
Ratusan warga sejak pagi mempersiapkan segala kebutuhan upacara penyucian yang dipimpin pemuka adat, lewat prosesi upacara baik di sekitar kediamaan korban di Kampial Residence, Kuta Selatan maupun di perempatan jalan pura desa setempat.
"Upacara ini merupakan karya seluruh warga setelah kejadian itu, agar desa kami diberi keselamatan dan ke depan tidak ada lagi peristiwa seperti itu," kata Klian Suka Duka Desa Adat Peminge I Made Sana kepada VIVAnews, Senin 12 Maret 2012.
Tujuan upacara, tambah Sana, dimaksudkan mengembalikan kembali wilayah desa tersebut ke alam normal, setelah dikotori dengan perbuatan pembunuhan sadis yang menewaskan Purnabawa dan istrinya Ni Luh Ayu Sri Mahayoni (27 tahun) dan putrinya Ni Wayan Risna Ayun Dewi (9 tahun).
Dalam upacara yang menghabiskan anggaran swadaya warga sebesar Rp50 juta itu, memang segala upakara yang diperlukan untuk pecaruan telah disiapkan. Misalnya lima ekor ayam, seekor itik merah, seekor anjing merah dengan ekor dan mulut warna hitam.
Warga meyakini, untuk bisa mengembalikan wilayah mereka ke sediakala atau alam normal, haruslah lewat upacara pecaruan atau penyucian. Sebab, jika tidak menggelar upacara maka mereka khawatir bakal terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Selain itu, lanjut Sana, setelah peristiwa tersebut, wilayah mereka yang merupakan salah satu daerah tujuan pariwisata di Bali bisa kembali menggeliat.
"Kami juga meminta aparat penegak hukum agar menghukum seberat-beratnya para pelaku yang tega melakukan perbuatan sadis seperti itu," harap Sana.
Seperti diketahui, keluarga Purnabawa dilaporkan hilang misterius sejak 14 Februari lalu. Akhirnya mereka berhasil ditemukan dalam kondisi tewas mengenaskan di Kabupaten Jembrana, setelah sepekan menghilang.
Upacara dimaksudkan untuk menyucikan wilayah tersebut pascapembunuhan keluarga Purnabawa pada 13 Februari 2012, agar kejadian seperti itu tidak terulang kembali di masa mendatang.
Ratusan warga sejak pagi mempersiapkan segala kebutuhan upacara penyucian yang dipimpin pemuka adat, lewat prosesi upacara baik di sekitar kediamaan korban di Kampial Residence, Kuta Selatan maupun di perempatan jalan pura desa setempat.
"Upacara ini merupakan karya seluruh warga setelah kejadian itu, agar desa kami diberi keselamatan dan ke depan tidak ada lagi peristiwa seperti itu," kata Klian Suka Duka Desa Adat Peminge I Made Sana kepada VIVAnews, Senin 12 Maret 2012.
Tujuan upacara, tambah Sana, dimaksudkan mengembalikan kembali wilayah desa tersebut ke alam normal, setelah dikotori dengan perbuatan pembunuhan sadis yang menewaskan Purnabawa dan istrinya Ni Luh Ayu Sri Mahayoni (27 tahun) dan putrinya Ni Wayan Risna Ayun Dewi (9 tahun).
Dalam upacara yang menghabiskan anggaran swadaya warga sebesar Rp50 juta itu, memang segala upakara yang diperlukan untuk pecaruan telah disiapkan. Misalnya lima ekor ayam, seekor itik merah, seekor anjing merah dengan ekor dan mulut warna hitam.
Warga meyakini, untuk bisa mengembalikan wilayah mereka ke sediakala atau alam normal, haruslah lewat upacara pecaruan atau penyucian. Sebab, jika tidak menggelar upacara maka mereka khawatir bakal terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Selain itu, lanjut Sana, setelah peristiwa tersebut, wilayah mereka yang merupakan salah satu daerah tujuan pariwisata di Bali bisa kembali menggeliat.
"Kami juga meminta aparat penegak hukum agar menghukum seberat-beratnya para pelaku yang tega melakukan perbuatan sadis seperti itu," harap Sana.
Seperti diketahui, keluarga Purnabawa dilaporkan hilang misterius sejak 14 Februari lalu. Akhirnya mereka berhasil ditemukan dalam kondisi tewas mengenaskan di Kabupaten Jembrana, setelah sepekan menghilang.
Sumber : VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar