Di kota Pontianak, sudah terjadi kelangkaan bahan bakar minyak.
TB Indonesia News - Sebanyak 8.660 liter solar tanpa
dokumen diamankan polisi dari dua tempat yang berbeda di Kalimantan
Barat. Aksi para spekulan ini diduga memanfaatkan momen rencana kenaikan
Bahan Bakar Minyak pada 1 April 2012 mendatang.
“Jajaran kami telah menyita 7.000 liter solar di Kabupaten Pontianak dan 1.660 liter di Kabupaten Bengkayang. Saat ini juga barang bukti solar itu sudah berada di Polres masing-masing,” kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Kalimantan Barat, Ajun Komisaris Besar Mukson Munandar, di Pontianak, 13 Maret 2012.
Menurut Mukson, para pengangkut solar di Kabupaten Pontianak itu dibawa menggunakan sebuah truk tangki tanpa memiliki sehelai pun surat yang sah.
“Dari keterangan pemilik solar yang diketahui berinisial SO (25) ini dia membeli secara eceran di pinggir jalan. Tapi, ya memang tidak mungkin jumlahnya sampai ribuan liter begitu. Makanya polisi juga tengah mengorek informasi soal kepemilikan solar ilegal ini,” kata Mukson.
Muskon menjelaskan, untuk di Kabupaten Bengkayang, Polsek Sungai Raya dan Polda Kalbar menangkap seorang pengepul solar berinisial BJ (36) yang membawa solar menggunakan dua unit kendaraan, yaitu truk dan minibus.
”Mereka tidak bisa berbuat apa-apa saat ditangkap petugas kami di lapangan. BG tidak memiliki surat-surat atau pun dokumen yang lengkap,” katanya.
“Jajaran kami telah menyita 7.000 liter solar di Kabupaten Pontianak dan 1.660 liter di Kabupaten Bengkayang. Saat ini juga barang bukti solar itu sudah berada di Polres masing-masing,” kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Kalimantan Barat, Ajun Komisaris Besar Mukson Munandar, di Pontianak, 13 Maret 2012.
Menurut Mukson, para pengangkut solar di Kabupaten Pontianak itu dibawa menggunakan sebuah truk tangki tanpa memiliki sehelai pun surat yang sah.
“Dari keterangan pemilik solar yang diketahui berinisial SO (25) ini dia membeli secara eceran di pinggir jalan. Tapi, ya memang tidak mungkin jumlahnya sampai ribuan liter begitu. Makanya polisi juga tengah mengorek informasi soal kepemilikan solar ilegal ini,” kata Mukson.
Muskon menjelaskan, untuk di Kabupaten Bengkayang, Polsek Sungai Raya dan Polda Kalbar menangkap seorang pengepul solar berinisial BJ (36) yang membawa solar menggunakan dua unit kendaraan, yaitu truk dan minibus.
”Mereka tidak bisa berbuat apa-apa saat ditangkap petugas kami di lapangan. BG tidak memiliki surat-surat atau pun dokumen yang lengkap,” katanya.
Di Kota Pontianak, sejak hari ini Bahan Bakar Minyak jenis premium dan solar memang mulai langka. Dari pantauan VIVAnews,
ada dua SPBU yang tutup mengalami kekosongan stok BBM. Ada juga salah
satu SPBU di Jalan Ahmad Yani Kota Pontianak yang memasang tulisan” "BBM
dalam pengiriman".
Lain halnya di Jalan Wachid Hasyim Kota Pontianak ada SPBU yang masih mempunyai stok BBM. Tak ayal antrean sejumlah warga pun memulai memadati SPBU tersebut, baik itu roda dua mapun roda empat.
“Iya nih antre panjang. Tak tahulah kebagian apa tidak,” kata Hendrik, salah satu warga Kota Pontianak yang sedang mengantre bensin.
Sementara di Jalan Trans Kalimantan Ambawang Kabupaten Kubu Raya antrean roda enam menghiasi wilayah itu. Pemandangan ini sudah menjadi lumrah bagi para sopir truk. Bahkan mereka rela mengantre berjam-jam demi mendapatkan solar untuk mengisi kendaraannya tersebut.
”Sudah biasa, Mas. Tradisi kami mengantre berjam-jam di sini. Kadang saya sempat tidur di truk ini. Pernah juga sudah antre lama, tak tahunya solarnya habis. Ya, sudah lah balik lagi, tidak jadi mengirim barang ke Kapuas Hulu,” kata Wagio, salah satu sopir ekspedisi jurusan Pontianak - Kapuas Hulu. (kd)
Lain halnya di Jalan Wachid Hasyim Kota Pontianak ada SPBU yang masih mempunyai stok BBM. Tak ayal antrean sejumlah warga pun memulai memadati SPBU tersebut, baik itu roda dua mapun roda empat.
“Iya nih antre panjang. Tak tahulah kebagian apa tidak,” kata Hendrik, salah satu warga Kota Pontianak yang sedang mengantre bensin.
Sementara di Jalan Trans Kalimantan Ambawang Kabupaten Kubu Raya antrean roda enam menghiasi wilayah itu. Pemandangan ini sudah menjadi lumrah bagi para sopir truk. Bahkan mereka rela mengantre berjam-jam demi mendapatkan solar untuk mengisi kendaraannya tersebut.
”Sudah biasa, Mas. Tradisi kami mengantre berjam-jam di sini. Kadang saya sempat tidur di truk ini. Pernah juga sudah antre lama, tak tahunya solarnya habis. Ya, sudah lah balik lagi, tidak jadi mengirim barang ke Kapuas Hulu,” kata Wagio, salah satu sopir ekspedisi jurusan Pontianak - Kapuas Hulu. (kd)
Sumber : VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar