Latest News
Sabtu, 14 April 2012

Geng Motor Makin Brutal

Image 
TB Indonesia News - Aksi geng motor di Ibu Kota semakin brutal. Kali ini kelompok yang diperkirakan berjumlah 200 orang menyerang sejumlah lokasi di Jakarta Pusat dan Jakarta Utara.

Mereka secara sadis menganiaya warga hingga mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.Korban meninggal adalah Anggi Darmawan.Remaja berusia 19 tahun ini tewas dalam perawatan di RS Islam Cempaka Putih akibat mengalami perdarahan otak. Anggi dikeroyok gerombolan pria bersepeda motor di depan Hotel Sentral, Jalan Pramuka Raya, sekitar pukul 03.00 WIB dinihari kemarin.

Selain Anggi, Rendi Haryanto, 20, juga dilarikan ke rumah sakit akibat menderita luka tusuk. Pada penyerangan itu, tiga sepeda motor dirusak dan dua dibakar. Aksi brutal di Pramuka Raya meneruskan aksi sebelumnya di Toserba 7-Eleven Jalan Salemba Raya.Anggota geng motor yang diidentifikasi mengenakan pita kuning di lengan dan rata-rata berbadan tegap serta berambut cepak itu mengobrak-abrik minimarket.

Mereka tanpa ampun membacok Robi,tukang parkir,dan Ade Kirmawan, pengunjung toserba itu. Polisi masih menyelidiki kasus ini. Mereka meyakini serangan kelompok bermotor ini memiliki kaitan dengan aksi serupa sebelumnya. ”Kami menduga kelompok yang sama dari peristiwa sebelumnya di Sunter dan Kemayoran,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto di Jakarta kemarin.

Aksi geng motor di Jakarta terjadi dalam beberapa hari terakhir, khususnya setelah peristiwa tewasnya kelasi 1 TNI AL Arifin, Sabtu (31/3). Arifin tewas dikeroyok sekelompok pemuda di Jalan Benyamin Sueb, Pademangan, Jakarta Utara. Seminggu setelah kejadian itu, gerombolan bermotor menyerang empat orang di SPBU Shell, Jalan Danau Sunter, Jakarta Utara (7/4) dini hari. Satu orang tewas di lokasi dan tiga lainnya luka tusuk.Muncul dugaan, pelaku adalah kelompok yang ingin menuntut balas kematian Arifin.

Aksi serupa kembali terjadi sehari berikutnya (8/4). Gerombolan pria bersepeda motor beraksi di SPBU Shell di Jalan Benyamin Sueb.Mereka memiliki ciri-ciri sama dengan pelaku di Danau Sunter,yakni berbadan tegap dan berambut cepak serta mengecat muka. Kali ini empat orang luka berat akibat tusukan senjata tajam Rikwanto menyatakan,kelompok ini menyerang siapa saja tanpa target yang jelas. ”Mereka tidak memandang siapa korbannya, serangan mengarah pada orang-orang yang nongkrong di pinggir jalan,” ujarnya.

Perwira menengah polisi ini menambahkan, pelaku menyerang dengan senjata tajam dan bambu. Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Untung S Rajab menjelaskan, aparat kepolisian berupaya mengungkap peristiwa penyerangan ini. Untuk mengejar pelaku, polisi bekerja sama dengan TNI AL (Pomal). “Saya telepon KSAL dan Panglima Armabar. Kita akan tangani bersama,” kata Untung S Rajab.

Dia menyatakan, kerja sama dilakukan untuk mencegah serangan susulan.“Penyidik kepolisian dan TNI AL juga akan menyelidiki dan menindak orang-orang yang terbukti terlibat penyerangan tersebut,” katanya. Polda bersama Polisi Militer TNI AL (Pomal) juga mengerahkan 250 personel gabungan untuk mencegah aksi penyerangan susulan yang dilakukan sekelompok pengendara motor tidak dikenal terhadap para pemuda pada beberapa lokasi.

Rikwanto menuturkan, personel gabungan akan berpatroli di lokasi yang rawan terjadi penyerangan terhadap masyarakat lain. Petugas gabungan juga akan mendatangi lokasi yang menjadi tempat ajang balapan liar dan membubarkan kelompok motor yang terlibat trek-trekkan.Wilayah yang rawan penyerangan adalah Jalan Danau Sunter, Pademangan,Warakas (Jakarta Utara),Kemayoran, Salemba, dan Pramuka (Jakarta Pusat).

Konvoi Ratusan Motor

Serangan brutal geng motor, dinihari kemarin, bermula di Jakarta Utara. Lokasi pertama yang disasar adalah pintu gerbang PT Dok Bayu Bahari, Jalan Industri Pelabuhan, pada pukul 01.30 WIB. Di tempat ini, mereka menganiaya dua orang,Zaenal Arifin, 32, dan Heri, petugas keamanan perusahaan. Mereka juga merusak mobil Toyota Rush B 72 RM. Konvoi ratusan motor itu terus berlanjut.

Mereka kemudian melempari Kantor Polsek Tanjung Priok. Di Pasar Warakas, mereka kembali berbuat onar.Seorang pejalan kaki, Nachrowi, 17, menjadi korban. Dia mengalami luka tusuk. Aksi geng motor tak berhenti. Mereka menyiksa Ramdani, 20, juga pejalan kaki. Ramdani dilarikan ke rumah sakit lantaran cedera di kepala dan tangan. Nasib apes juga dialami Tohirman.

Pria berusia 25 ini mengalami luka pada mata kiri, dagu, dan bibirnya sehingga harus menerima 18 jahitan di Rumah Sakit Suka Mulya. Sementara itu, penyerangan di kawasan Pramuka sangat mengerikan. Jamal, seorang saksi mata, menyatakan pelaku menghancurkan ratusan motor yang terparkir di pinggir jalan.

Dia menyebutkan, seorang pelaku sempat berujar, ”Malam ini pelaku penyerangan harus mati semua.” Zaenal, saksi mata yang juga pedagang di kawasan tersebut, mengatakan gerombolan geng motor terlihat mengincar para pemuda yang suka balapan.“Mereka cuma ngincar anak-anak motor yang balapan liar saja,” ungkapnya.

Pada malam kejadian, sambungnya, banyak pedagang dan warga, tetapi mereka tak melukainya.“Warga sama pedagang diminta pergi dan masuk rumah,”katanya. Warga lain,Sudar,mengatakan aksi brutal geng motor pada dini hari tersebut terbilang sadis. Mereka yang hendak melarikan diri terus dikejar dan dihantam balok hingga terjungkal ke aspal jalan. Muncul dugaan geng motor yang melakukan penyerangan di sejumlah lokasi, dini hari kemarin, merupakan anggota TNI.

Ini didasarkan tidak hanya pada kemiripan pola serangan dengan kejadian sebelumnya, melainkan juga peristiwa tembakan yang terjadi saat itu. Ketika geng motor beraksi di Jalan Pramuka, mereka diberondong tembakan dari mobil Toyota Yaris warna putih yang melintas. Akibat muntahan timah panas tersebut, dua anggota TNI terluka.

Mereka adalah kelasi Sugeng Riyadi,personel Lembaga Farmasi TNI AL (Lafial), yang mengalami luka tembak pada telinga kanannya dan Prada Akbar Fidi Aldian, anggota Yonif Linud 503 Kostrad, yang mengalami luka tembak pada dada sebelah kanan dan tembus ke punggung. Keduanya dirawat di Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto.

Hingga kini belum diketahui pelaku penembakan itu. ”Masih misterius,”kata Kapolda Untung S Rajab. Berdasarkan penyelidikan, selepas mengeluarkan tembakan sebanyak dua kali, penumpang mobil melarikan diri ke arah Rawasari,kemudian masuk tol antara tol Rawamangun dan tol Rawasari. KadispenTNI AL Laksamana Pertama Untung Suropati mengakui dua anggota TNI tertembak di Jalan Raya Pramuka dini hari kemarin.

Pihaknya menyerahkan sepenuhnya penyelidikan kasus tersebut ke aparat polisi. “Ini menyangkut pidana, tentu kita serahkan ke pihak kepolisian untuk mengusut siapa pelakunya,” kata dia. Mengenai serangan geng motor, dia juga membantah anggota TNI terlibat. Kepala Penerangan Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad) Letnan Kolonel Kavaleri Albiner Sitompul menyatakan hal senada.

Pihaknya sudah mengambil langkah-langkah untuk mengungkap siapa pelaku penyerangan. Kostrad, menurut dia, memiliki Batalion Intel (Yonintel) yang bisa menyelidiki kasus itu. Meski demikian, penyelidikan tidak bisa dilakukan tanpa keterlibatan polisi. “Kostrad tidak bisa melakukan investigasi sendiri, harus dengan polisi,”ujarnya. Lebih lanjut Albiner menjelaskan, kasus ini berbeda dengan peristiwa penyerangan di RSPAD yang merupakan lingkungan militer.

“Ini di luar markas, jadi harus koordinasi dengan polisi.Kalau kita mendapat informasi juga akan disampaikan ke polisi,” sebut pria asal Medan ini.Sejauh ini, tim Kostrad belum bisa mencari informasi langsung dari korban penembakan.“Korban (penembakan) masih dirawat, kita tidak berani tanya macam- macam dulu.Kan ada prosedurnya,” sebut dia. Psikolog Forensik dari Universitas Bina Nusantara Reza Indragiri Amriel mengatakan, kelompok pembuat onar yang menggunakan sepeda motor diduga kuat sebagai kelompok baru.

Indikasinya mereka melakukan penyerangan impulsif, tanpa perencanaan matang, tanpa sasaran spesifik, tanpa motif instrumental. ”Impulsif bukan berarti mereka tidak rasional. Tapi ketika mereka berhimpun sebagai geng,maka yang terbentuk adalah kepribadian geng,” katanya. Dia melanjutkan, pihaknya justru mengkhawatirkan lambannya respons polisi. Sebab, penanganan yang lamban bisa membuat kelompok ini menemukan area yang menjadi kekuatan mereka.

Penanganan terhadap geng motor seperti ini tidak hanya dengan patroli selama 24 jam, tapi juga bagaimana masyarakat bisa menghubungi hotline selama 24 jam dan kecepatan polisi menanganinya.




Sindo
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Geng Motor Makin Brutal Rating: 5 Reviewed By: Register Center