Dia jadi dermawan setelah melihat kemiskinan dan kelaparan di Afrika.
TB News - Seorang
pria di Austria mencoba menjadi "Robin Hood" di era modern ini. Seperti
halnya tokoh dongeng di Inggris itu, pria ini merampok uang untuk
diberikan kepada orang miskin.
Rencananya, uang itu akan diberikan pada orang-orang miskin dan anak-anak yang kelaparan di Afrika.
Menurut laporan polisi, pelaku perampokan terbesar di Austria itu adalah mantan polisi yang terpaksa pensiun karena luka tembak. Dia kemudian bergabung dengan sebuah perusahaan keamanan swasta dan ditugaskan ke Afrika.
Hatinya terketuk pada banyaknya kemiskinan dan kelaparan di Afrika, terutama anak-anak. Dari sinilah, sifatnya berubah menjadi dermawan dan cita-citanya adalah membangun lembaga amalnya sendiri. "Dia selalu berbicara soal membagi kekayaan di seluruh dunia," kata istrinya.
Sulit mengumpulkan dana, dia lalu merencanakan kejahatan. Sebagai mantan polisi, dia tahu betul bagaimana sistem keamanan pengiriman uang pada ATM.
Bersenjatakan pistol dan mengenakan topeng, dia berhasil menggasak isi van pengantar uang ke ATM milik perusahaan Loomis ke seluruh Wina sebelum Natal tahun lalu. Dia dibantu oleh seorang mantan pegawai Loomis yang berhasil "dicuci otaknya".
Robin Hood Austria ini hampir bisa lolos dari penyelidikan jika saja tidak ada rekaman CCTV. Dalam penangkapan polisi bulan ini, sebagian uang hasil perampokan ditemukan di atap rumah mertuanya di kota Carinthia. Sisanya sudah dia kirimkan ke Afrika.
Menurut polisi, salah satu daerah sasaran sumbangannya adalah Desa Blue Sky di Equatorial Guinea. Di desa ini, dengan uang hasil rampokan, dia membangun rumah-rumah dan sekolah untuk anak-anak miskin.
Menurut pengacaranya, sisa uangnya disimpan untuk dibelikan perangkat-perangkat elektronik dan dikirimkan ke Afrika. Selain itu, sebagian uang juga dia selipkan di banyak kotak pos warga Austria yang diketahuinya tengah dililit kesulitan finansial.
Pria ini dan tangan kanannya sudah ditahan polisi dan akan segera diadili.
Menurut laporan polisi, pelaku perampokan terbesar di Austria itu adalah mantan polisi yang terpaksa pensiun karena luka tembak. Dia kemudian bergabung dengan sebuah perusahaan keamanan swasta dan ditugaskan ke Afrika.
Hatinya terketuk pada banyaknya kemiskinan dan kelaparan di Afrika, terutama anak-anak. Dari sinilah, sifatnya berubah menjadi dermawan dan cita-citanya adalah membangun lembaga amalnya sendiri. "Dia selalu berbicara soal membagi kekayaan di seluruh dunia," kata istrinya.
Sulit mengumpulkan dana, dia lalu merencanakan kejahatan. Sebagai mantan polisi, dia tahu betul bagaimana sistem keamanan pengiriman uang pada ATM.
Bersenjatakan pistol dan mengenakan topeng, dia berhasil menggasak isi van pengantar uang ke ATM milik perusahaan Loomis ke seluruh Wina sebelum Natal tahun lalu. Dia dibantu oleh seorang mantan pegawai Loomis yang berhasil "dicuci otaknya".
Robin Hood Austria ini hampir bisa lolos dari penyelidikan jika saja tidak ada rekaman CCTV. Dalam penangkapan polisi bulan ini, sebagian uang hasil perampokan ditemukan di atap rumah mertuanya di kota Carinthia. Sisanya sudah dia kirimkan ke Afrika.
Menurut polisi, salah satu daerah sasaran sumbangannya adalah Desa Blue Sky di Equatorial Guinea. Di desa ini, dengan uang hasil rampokan, dia membangun rumah-rumah dan sekolah untuk anak-anak miskin.
Menurut pengacaranya, sisa uangnya disimpan untuk dibelikan perangkat-perangkat elektronik dan dikirimkan ke Afrika. Selain itu, sebagian uang juga dia selipkan di banyak kotak pos warga Austria yang diketahuinya tengah dililit kesulitan finansial.
Pria ini dan tangan kanannya sudah ditahan polisi dan akan segera diadili.
© VIVA.co.id
0 komentar:
Posting Komentar