Latest News
Jumat, 11 Mei 2012

Rusia Bentuk Tim Khusus

Image
TB Indonesia News - Pesawat Sukhoi Superjet 100 lepas landas dari Bandara Halim Perdana kusumah, Rabu (9/5). Pesawat kemudian mengalami kecelakaan di Kawasan Gunung Salak, Bogor. Pemerintah Rusia segera melakukan berbagai langkah untuk menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut.  Kecelakaan pesawat komersial Sukhoi Superjet 100 (SSJ-100) di Indonesia dapat merusak citra industri penerbangan Rusia yang sedang bangkit dari keterpurukan. Karena itu, pemerintah Rusia melakukan berbagai langkah untuk menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut. Rusia segera membuka penyelidikan kriminal atas kecelakaan pesawat tersebut.

Perdana Menteri (PM) Rusia Dmitry Medvedev juga memerintahkan investigasi insiden itu. “PM Medvedev memerintahkan investigasi sesuai dengan prosedur oleh Kementerian Industri dan Perdagangan, Kementerian Luar Negeri,dan perusahaan pembuat pesawat milik negara United Aircraft Corp,” papar pernyataan Komite Investigasi Rusia seperti dikutip kantor berita Interfax.

“Komisi penyelidikan ini dipimpin Deputi Menteri Industri dan Perdagangan Rusia Yuri Slusar,” ungkap laporan radio The Voice of Russia. SSJ-00 merupakan upaya Negeri Beruang Merah untuk menghidupkan kembali industri penerbangan yang merana sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991.Pesawat itu sedang melakukan tur promo di enam negara di Asia. Saat promo di Indonesia,pesawat itu mengalami kecelakaan di Gunung Salak, Bogor.

Sebanyak 44 orang di kabin, termasuk delapan warga Rusia, dikhawatirkan tewas akibat kecelakaan tersebut. Juru Bicara Kedutaan Besar Rusia di Jakarta Dmitry Solodov menjelaskan,pencarian korban dilakukan hingga malam hari. “Operasi pencarian melibatkan personel polisi, militer, dan badan rescue,”katanya. Solodov menjelaskan, delapan warga Rusia yang berada di dalam pesawat itu adalah pilot dan teknisi.

Dia menjamin kerabat dari delapan warga negara Rusia yang berada di pesawat itu akan mendapat semua informasi yang diperlukan melalui telepon. Seorang diplomat Rusia di Indonesia mengatakan, pesawat itu hilang dari radar saat demo penerbangan di Jakarta. Menurut diplomat itu, pesawat itu hilang kontak dengan menara kontrol di sekitar Gunung Salak setelah pilot meminta izin untuk terbang di ketinggian lebih rendah.Para diplomat Rusia terus memantau perkembangan situasi di lapangan.

Kepala pembuatan pesawat Sukhoi, United Aircraft Corporation, Mikhail Pogosyan tiba di Jakarta kemarin.Dia akan bergabung dengan Kepala Rosaviatsia Alexander Neradko dan Pelaksana Ketua Kementerian Perdagangan dan Industri Rusia Denis Manturov. Presiden Penerbangan Sipil Sukhoi Vladimir Prisyazhnyuk menyatakan, dia perkirakan tim rescue akan mencapai lokasi kecelakaan sebelum Kamis malam (10/5).

“Pendakian ke lokasi kecelakaan akan memerlukan waktu enam hingga delapan jam,tapi sejak operasi dimulai pagi ini, mereka akan mencapai lokasi sangat cepat,” kata Prisyazhnyuk seperti dikutip Ria Novosti. Menurut Prisyazhnyuk, sebanyak 45 orang di kabin terdiri atas 8 warga Rusia,1 warga Amerika Serikat,1 warga Prancis, 2 warga Italia,dan 33 warga Indonesia.

Di laman perusahaannya, Sukhoi menyatakan bahwa pesawat SSJ-100 telah melalui pemeriksaan penuh sebelum terbang dan memiliki kondisi teknis yang baik. “Selain itu juga tidak ada masalah apapun selama penerbangan sebelumnya di hari yang sama,” papar pernyataan di laman Sukhoi. Menurut Sukhoi, pesawat itu dikendalikan kru yang sangat berpengalaman,yakni kepala pilot tes Alexander Yablontsev dan kopilot Alexander Kochetkov.

Dua pesawat Il-76 milik Kementerian Darurat Rusia dan satu tim penyelamat dan rescue dari Rusia telah siap terbang ke Jakarta untuk membantu penyelamatan. Dua pesawat penyelamat Il-76 itu membawa sejumlah helikopter di dalam kabinnya. Pesawat itu akan menuju lokasi kecelakaan di Indonesia. “Kementerian Darurat Rusia siap mengirim tim penyelamat, dua pesawat IL-76 dan dua helikopter BK-117 serta peralatan rescue ke lokasi kecelakaan,” papar perwakilan Departemen Informasi Rusia kemarin.

Pengamat penerbangan memperingatkan insiden ini membuat sejumlah pembeli potensial menunggu hasil investigasi untuk mengetahui adanya kelemahan di pesawat itu. “Jika ini akibat kesalahan teknis, tentu saja hal itu akan sangat serius bagi mereka (produsen Sukhoi).Tapi jika ini kesalahan pilot atau kesalahan kontrol lalu lintas udara, ini tidak terlalu buruk karena mereka akan mengatakan,“Ya, itu bukan karena pesawatnya,”tutur Tom Ballantyne, pakar penerbangan berbais di Sydney, Australia.

Pesawat yang mengalami kecelakaan itu merupakan bagian dari tur promo “Welcome Asia!” di Pakistan, Myanmar, Kazakhstan, dan dijadwalkan ke Vietnam dan Laos. “Merupakan harapan besar mereka untuk mendapatkan pasar yang besar untuk pesawat penumpang tersebut. Kita semuatahubahwaRusiamemiliki catatan kecelakaan di masa lalu dengan pesawat mereka,jadi ini sangat penting bagi industri mereka,” ungkap Ballantyne.

Pengamat penerbangan lainnya juga memperingatkan, kecelakaan ini bisa menjadi kemunduran bagi industri penerbangan Rusia. “Ini sebuah kemunduran, tapi kita belum tahu apa pun tentang penyebabnya. Industri penerbangan Rusia sepenuhnya kehilangan daya saingnya setelah Perang Dingin,” tutur Richard Aboulafia, Wakil Presiden Teal Group, pengamat pe-nerbangan di Fairfax,Virginia.

Dengan harga yang relatif murah, sekitar USD35 juta per pesawat, SSJ-100 telah mengantongi 170 pesanan pesawat. Indonesia yang memiliki populasi 240 juta jiwa dan 17.000 pulau merupakan salah satu pasar terbesarnya. Kartika Airlines dan Sky Aviation telah memesan sedikitnya 42 pesawat itu. Industri penerbangan Rusia berupaya menghapus citranya mengoperasikan pesawat berusia tua hingga mengakibatkan sejumlah kecelakaan.

“Rusia mengalami 99 korban tewas setelah lima kecelakaan pesawat terjadi pada September tahun lalu,” ungkap data Ascend Worldwide Ltd, lembaga konsultan penerbangan di London. Setelahkecelakaan2011,saat sebuah pesawat membawa tim hoki Lokomotiv Yaroslavl hingga mereka semua tewas,Medvedev yang saat itu menjadi persiden mengatakan,Rusia akan memperbaiki prosedur maskapai asing untuk menjamin keamanan perjalanan udara. “Usia armada pesawat singleaisle yang diproduksi di Rusia berusia antara 25 dan 30 tahun, sedangkanpesawatserupadi AS rata-rata berusia 13 tahun,” papar data yang dipublikasikan Ascend tahun lalu.


Sindo


  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Rusia Bentuk Tim Khusus Rating: 5 Reviewed By: Register Center