Latest News
Minggu, 01 April 2012

Masalah BBM Masih Menjadi Faktor Penekan Rupiah

TB Indonesia News -. Rupee jatuh dalam perdagangan hari Kamis (29/3), akibat kekhawatiran terhadap dampak rencana penerapan pajak atas aliran modal asing.
Pasar juga digelayuti bayang kelabu pelemahan ekonomi global.

Pesanan barang tahan lama di AS hanya naik sedikit, masih di bawah ekspektasi.

Pasar saham China merosot untuk kedua kali berturut-turut akibat ketakutan China akan mengalami hard economic landing.

Berbagai hal tersebut berimbas pada penurunan mata uang emerging Asia di tengah data ekonomi AS yang lunak memaksa investor memangkas posisi mereka pada aset berisiko, menjelang berakhirnya kuartal pertama tahun 2012.

Rupee tertekan hebat karena usulan pengenaan pajak atas investasi asing menimbulkan ketakutan akan terjadinya capital flight.

Rupiah juga melemah mengikuti irama pasar regional dan juga tertekan faktor lokal.

Pada awal perdagangan, rupiah berada di level 9.140 per dolar.

Di tengah belum ada keputusan pasti mengenai kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, nilai tukar rupiah masih tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Pada pukul 10.00 WIB, rupiah berada di posisi 9.180.

Asumsi harga minyak $90 per barel pada anggaran pemerintah kini dinaikkan menjadi US$105 per barel, kata analis.

Pada tengah hari, rupiah berada di posisi 9.180.

Harga minyak yang tinggi dan berlanjutnya aksi menentang rencana kenaikan BBM masih menekan rupiah.

Sepanjang sore, rupiah tak bergerak dari 9.180.

IHSG meningkat 14,594 poin (0,35%) ke level 4.105,167.

Rupiah ditutup 9.160 per dolar AS Kamis, turun dari 9.140 Rabu.

Kurs terakhir berbagai mata uang Asia terhadap dolar AS, tercatat sebagai berikut:

Dolar Singapura: 1,2585 per dolar AS, turun dari 1,2569

Dolar Taiwan: 29,533, naik dari 29,548

Won Korea: 1.138,15, turun dari 1.137,40

Baht Thailand: 30,87, turun dari 30,73

Peso Pilipina: 42,96, turun dari 42,92

Rupee India: 51,25, turun dari 50,97

Ringgit Malaysia: 3,0660, turun dari 3,0630

Yuan China: 6,3057, naik dari 6,3072.

Di Tokio, yen menguat terbatas terhadap berbagai mata uang utama dunia.

Namun valuta Jepang itu dapat saja tertekan karena aksi beli terkait dengan akhir tahun fiskal yang akan habis pekan ini.

Hari terakhir perdagangan spot tahun fiskal berjalan sebenarnya pada Rabu, tapi aliran uang dari investor Tokio masih menekan berbagai mata uang.

Namun, analis melihat dolar mampu bertahan pada level kunci dalam menghadapi aliran dana repatriasi, dan pembelian yen akan terhenti.

Indeks Nikkei ditutup 67,78 poin (0,67%) lebih rendah ke level 10.114,79.

Dolar AS terakhir tercatat 82,66 yen, turun dari 82,85 yen sebelumnya.

Di London, euro tertekan akibat meningkatnya keprihatinan terhadap dampak penularan krisis utang zona euro.

Hal tersebut ternyata mampu meredam dampak positif dari keberhasilan Italia melakukan lelang surat utang.

Meskipun permintaan surat utang Italia cukup kuat, namun yield yang dituntut pasar juga tergolong tinggi, sehingga mendorong euro jatuh ke titik terendah intraday $1,3273.

Mata uang tunggal Eropa ini diperkirakan masih akan tertekan dalam jangka pendek.

Kurs dolar AS terhadap valuta- valuta utama lainnya dapat dicatat sebagai berikut:

Yen Jepang: 82,30 per dolar AS, turun dari 82,85

Franc Swiss: 0,9068, naik dari 0,9052

Dolar Kanada: 1,003, naik dari 0,9980

Sterling terhadap dolar AS: 1,5881, turun dari 1,5888

Euro terhadap dolar AS: 1,3284, turun dari 1,3314.

HARGA EMAS

Di Comex New York, harga turun pada pembukaan perdagangan hari Rabu.

Kontrak April diperdagangkan pada level $1.655,60 per ounce, turun $2,30 dari sebelumnya.

Harga spot pada jam 13.05 GMT (20.05 WIB) tercatat $1625,50 per ounce, turun $0,10 dari sebelumnya.

Di London, emas merosot di bawah $1.660 per ounce.

Penurunan ini merupakan kejatuhan ke tiga secara berurutan seiring penguatan dolar yang pulih dari tingkat terendah dalam satu bulan.

Perdagangan berlangsung dalam jumlah terbatas sehingga masih sulit untuk menentukan arah pergerakan.

Pembelian dari bank-bank di Asia dan dealer fisik memang ada, walau tidak besar.

Menurut dealer, sikap pelaku pasar terhadap emas saat ini cukup netral.

Mereka hanya menunggu ada faktor baru yang dapat menggerakan pasar secara signifikan.

Pada siang hari, harga emas tercatat $1.656,50 per ounce, turun dari $1.663,12, pada penutupan sebelumnya di New York.

Harga perak tercatat $31,84 per ounce, turun 0,5% dari sebelumnya.

Di Asia, harga melemah setelah rebound dolar AS akhirnya menekan kenaikan awal.

Selain itu, merosotnya bursa saham mendorong investor menjual emas guna menutupi kerugian yang mereka alami di pasar yang lain.

Pedagang mengatakan bahwa akhir kuartal mengakibatkan pasar menjadi lesu.

"Ada sejumlah penjualan akhir kuartal, juga profit-taking, serta dolar yang sedikit menguat. Masyarakat hanya membeli emas fisik secara terbatas karena ekonomi global masih rapuh," kata pedagang di Hong Kong.

Di Singapura, spot terakhir tercatat $1.658,70 per ounce, turun $4,42 dari penutupan sebelumnya di New York.

Di Tokio, kontrak benchmark Februari 2013 untuk sesi sore tercatat 4,420 yen per gram, turun 58 yen dari sebelumnya.

Di Hong Kong, harga spot emas pada 10.50 GMT (17.50 WIB) Kamis ditutup $1.656,60 per ounce, turun dari $1.676,26 Rabu.

Analisa
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Masalah BBM Masih Menjadi Faktor Penekan Rupiah Rating: 5 Reviewed By: Register Center