Hama Tikus
TB Indonesia News - Tasikmalaya Reptil Community (TRC) akan lepas ribuan ular di areal
persawahan Desa Serang, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa
Barat, sebagai upaya mengembalikan ekosistem alam sekaligus mengatasi
keluhan petani dari serangan hama tikus.
"Banyak tikus di sawah karena predator alaminya yaitu ular sudah tidak ada, makanya penting menjaga rantai makanan di habitat persawahan," kata Ketua TRC, Ery Atmanagara, Minggu (25/3).
Sebelum melepas ular yang direncanakan pertengahan April 2012, Ery bersama anggota TRC lainnya terlebih dahulu melakukan sosialisasi kepada masyarakat Desa Serang tentang ekosistem alam.
Masyarakat, kata Ery, akan diberikan pemahaman tentang pentingnya keberadaan ular di areal persawahan sebagai pemakan tikus, sehingga ketika menemukan ular disarankan tidak dibunuh.
Menurut dia ular merupakan tingkatan teratas dalam rantai pemakan binatang di sawah, sehingga keberadaannya akan mampu menanggulangi masalah hama tikus.
"Sebelum dilepas petani harus paham dulu pentingnya keberadaan ular, jangan sampai setelah dilepas justru diburu dan dibunuh," katanya.
Terkait kekhawatiran petani atau masyarakat sekitar areal persawahan terhadap keberadaan ular mengancam keselamatan manusia, kata Ery, tidak perlu khawatir karena ular yang dilepas merupakan ular sawah yang tidak berbisa.
Ia menjelaskan ular sawah diantaranya bernama elaphe radiata, ptyas koros dan oligodon, merupakan jenis ular dengan makanan utamanya binatang tikus.
"Petani harus mengenal jenis ular mana yang beracun dan tidak, makanya perlu disosialisasikan sehingga ke depan petani menjadi sahabat ular dalam membantu membasmi hama tikus," katanya.
Sedangkan kegiatan melepas ular di areal persawahan bekerja sama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) cabang Tasikmalaya, Faperta Unsil Tasikmalaya, serta pemerintahan daerah setempat.
Media Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar