Aksi menolak kenaikan harga bbm
Jefri harus mendapat suntikan anti rabies di rumah sakit di Padang, Sumatera Barat
TB Indonesia News - Nasib apes menimpa seorang
demonstran saat turun ke jalan menolak kenaikan harga bahan bakar minyak
di Padang, Sumatera Barat, Kamis 29 maret 2012. Seorang demonstran dari
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Jefri, terluka karena
digigit anjing polisi.
Insiden itu bermula saat aksi demo yang digelar di depan Gedung DPRD Sumbar ricuh. Sekitar 3.000 demonstran dan aparat keamanan terlibat saling lempar dengan menggunakan botol air mineral dan batu. Massa mahasiswa dan polisi saling berhadap-hadapan.
Jefri sebenarnya berniat meredam emosi kawan-kawannya agar tidak bertindak anarkis. Dia berada di antara barisan demonstran dan polisi. Saat itulah, anjing yang dibawa polisi beraksi. Anjing yang terikat tali dan dipegang polisi itu tiba-tiba menyerang Jefri.
Insiden itu bermula saat aksi demo yang digelar di depan Gedung DPRD Sumbar ricuh. Sekitar 3.000 demonstran dan aparat keamanan terlibat saling lempar dengan menggunakan botol air mineral dan batu. Massa mahasiswa dan polisi saling berhadap-hadapan.
Jefri sebenarnya berniat meredam emosi kawan-kawannya agar tidak bertindak anarkis. Dia berada di antara barisan demonstran dan polisi. Saat itulah, anjing yang dibawa polisi beraksi. Anjing yang terikat tali dan dipegang polisi itu tiba-tiba menyerang Jefri.
Akibatnya, tangan kanan Jefri terluka. Berdarah. Dia dilarikan ke Rumah Sakit Yos Sudarso dan mendapatkan suntikan anti rabies.
Massa sempat memblokir akses Jalan Khatib Sulaeman di depan Gedung DPRD Sumbar. Untuk mencegah aksi anarkis, perwakilan pendemo melakukan pertemuan tertutup dengan Kapolresta Padang, Kombes Seno Putro. Dalam aksi kali ini, polisi juga sempat mengamankan satu orang pendemo yang diduga sebagai provokator.
Sementara itu, kerusuhan juga mewarnai aksi protes di Riau. Bentrokan fisik antara pendemo dan aparat keamanan tak terelakkan.
Bentrok terjadi saat para demonstran yang terdiri dari berbagai elemen mahasiswa hendak mendatangi SPBU di samping DPRD Riau, Jalan Sudirman, Pekanbaru.
Saat melintas di depan kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), para demonstran melihat pintu kantor itu terbuka. "Massa aksi masuk ke halaman kantor BPK," ujar Ketua HMI Cabang Pekanbaru, Dani Suhlika kepada VIVAnews.
Saat itulah, terjadi bentrokan. Sejumlah polisi bertindak represif terhadap demonstran. "Bahkan ada beberapa pegawai BPK memukul para demonstran menggunakan kayu dan properti kantor," kata Dani.
Selain dipukul, beberapa peserta aksi juga diseret ke parit. Berikut korban bentrokan versi HMI Pekanbaru.
Anggota HMI yang dipukul: Bowo, Mosahher dan Wahyu. Mereka dirawat di Rumah Sakit Eka Hospital karena cidera akibat dipukul dan diseret ke parit.
Kader GMKI dipukul : Liber, Andri, Walman dab Teddy. "Koorlap aksi tadi juga ditahan polisi. Sangat jelas polisi melakukan tindakan represif dan tidak berkeprimanusiaan," kata Dani.
Massa sempat memblokir akses Jalan Khatib Sulaeman di depan Gedung DPRD Sumbar. Untuk mencegah aksi anarkis, perwakilan pendemo melakukan pertemuan tertutup dengan Kapolresta Padang, Kombes Seno Putro. Dalam aksi kali ini, polisi juga sempat mengamankan satu orang pendemo yang diduga sebagai provokator.
Sementara itu, kerusuhan juga mewarnai aksi protes di Riau. Bentrokan fisik antara pendemo dan aparat keamanan tak terelakkan.
Bentrok terjadi saat para demonstran yang terdiri dari berbagai elemen mahasiswa hendak mendatangi SPBU di samping DPRD Riau, Jalan Sudirman, Pekanbaru.
Saat melintas di depan kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), para demonstran melihat pintu kantor itu terbuka. "Massa aksi masuk ke halaman kantor BPK," ujar Ketua HMI Cabang Pekanbaru, Dani Suhlika kepada VIVAnews.
Saat itulah, terjadi bentrokan. Sejumlah polisi bertindak represif terhadap demonstran. "Bahkan ada beberapa pegawai BPK memukul para demonstran menggunakan kayu dan properti kantor," kata Dani.
Selain dipukul, beberapa peserta aksi juga diseret ke parit. Berikut korban bentrokan versi HMI Pekanbaru.
Anggota HMI yang dipukul: Bowo, Mosahher dan Wahyu. Mereka dirawat di Rumah Sakit Eka Hospital karena cidera akibat dipukul dan diseret ke parit.
Kader GMKI dipukul : Liber, Andri, Walman dab Teddy. "Koorlap aksi tadi juga ditahan polisi. Sangat jelas polisi melakukan tindakan represif dan tidak berkeprimanusiaan," kata Dani.
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar