Warga menilai kualitas jalan yang baru satu bulan dibangun, kualitasnya jauh lebih buruk dibandingkan dengan jalan sebelumnya. Ya, jalan baru ini sebaiknya dibongkar saja. Jalan yang lama jauh lebih bagus,” ungkap Sukiman, kepada Tribun, Minggu (29/1).
Ia menyebutkan, jalan yang dibangun Desember lalu, saat ini sudah mengalami kerusakan yang cukup parah. Bahkan lebih 90 persen badan jalan mengelupas, dan terdapat banyak lobang, akibat penggunaan semen tidak sesuai dengan pasir yang digunakan.
Dari titik nol pengerjaan yang tersisa hanya pasir dan debu, itupun sudah banyak yang hanyut dibawa hujan. Kalau kontraktor menggunakan semen sesuai standar yang ada, tentu hasilnya tidak begini,” jelasnya.
Hal senada juga disampaikan warga lainnya, Neneng. Ia menyebutkan, semenjak jalan baru dibangun, anak-anak banyak yang mengalami sakit, terutama batuk dan Ispa. Jalan yang lama tidak berdebu, kok setelah diperbaiki debunya semakin banyak,” tuturnya.
Saat pengerjaan Desember lalu, warga sudah menyampaikan keluhan mereka kepada pengawas, namun tidak ada perubahan apapun, dan pengerjaan terus berlanjut. Kalau tidak kena suap, pengawasnya jelas tidak bisa bekerja,” tambah warga lainnya, Janu.
Janu mengaku sudah terjadi puluhan kali kecelakaan, akibat kondisi jalan yang berpasir, sehingga membuat kendaraan mudah terjatuh. Kemarin saja ada warga yang bertabrakan dengan guru MIN Semerah,” terangnya.
Sementara pekerja, saat ditanya soal ketebalan jalan, mengaku jalan yang dibangun tidak tebal, karena hanya sebatas rehab saja. Bahkan, agar warga tidak terlalu banyak mempersoalkan kualitas proyek tersebut, pekerja mengaku proyek tersebut milik anggota dewan.
Dananya satu paket hanya Rp 70 juta, sementara jalannya terdiri dari dua paket. Kalau ketebalan memang tidak sampai 10 senti, karena pengerjaan jalan ini hanya rehab. Yang punya proyek ini pimpinan dewan,” ucap pekerja proyek, Irab.
Pantauan Tribun saat berlangsungnya pengerjaan jalan tersebut Desember lalu, memang dikerjakan terburu-buru, karena rekanan dikejar deadline. Untuk menghemat penggunaan semen, bagian tengah badan jalan ditimbun semen.
Kepala Dinas Pekejaan Umum (PU) Kerinci, Untung Yasril, diminta komentarnya mengatakan akan segera menginstruksikan kepada kontraktor yang bersangkutan untuk memperbaiki pekerjaan mereka.
Ini kan masih ada masa pemeliharaan selama 180 hari. Kita akan minta mereka melakukan perbaikan. Jika pemeliharaannya tidak akan dicairkan, dan kontraktor yang bersangkutan akan kita blaclist,” pungkas Untung
Penulis : edijanuar
Sumber : Tribun Jambi
mantap gan
BalasHapus(y)
BalasHapus