TB News - Memberi kehidupan yang layak bagi buah hati, merupakan sebuah cita-cita bagi orang tua, terlebih seorang ibu.
Namun, yang dilakukan Martha Wartabone, warga desa Kalasey Satu, Jaga
 III, Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa, sangat berbeda dengan 
perlakuan ibu lainnya. Dia bahkan tega menganiaya buah hatinya sendiri.
Tak jauh dari Kota Manado, sekitar 100 meter dari monumen Bobocah, 
pantai Malalayang, tepatnya di kompleks perumahan Telkom, terdapat 
sebuah rumah yang sepertinya tak layak dihuni oleh manusia.
Bangunan rumah yang tepat berada di bawah pohon mangga yang hanya 
berlantai tanah dengan dinding rumah yang terbuat dari triplek dan kain 
saeadanya, terlihat dua orang bocah yang sedang tidur. Rupanya disitulah
 tempat Ata sapaan Marta menghidupi dirinya dan kedua anak.
Terik Mentari siang itu, tak mengurungkan niat tim Tribun Manado 
untuk berjalan menuju rumah yang diketahui tempat tinggal Ata dan dua 
bocah yang sering dianiayanya.
Ketika melangkahkan kaki kearah rumah tersebut, terdengar suara 
gonggongan sejumlah ekor anjing yang sepertinya mengisyaratkan tidak 
ingin menerima kedatangan tamu di rumah itu. Rupanya, binatang tersebut 
sengaja dipelihara Ata agar tidak ada warga yang berani mencoba 
mendekati rumah yang terletak di bagian atas perumahan tersebut.
Namun, karena ingin melihat keadaan ke dua anak itu, tim meneruskan 
langkah kai hingga hampir benar-benar berada di bangunan rumah itu. 
"Ramadhan, Nona kesini dong," ajakan tim untuk bisa bertemu mereka, yang
 saat itu bersama Welly Daromes, Maweteng di Jaga Tiga Desa itu.
Rasa iba benar-benar terasa ketika melihat Ramadhan, bocah 3 tahun 
saat itu keluar dengan tubuh yang terlihat sangat lemah, tiba-tiba 
berdiri dari dan berjalan di antara hewan piaraan yang berada di rumah 
itu. Dengan langkah yang hampir membuat dia jatuh, dia mendekat.
Dengan wajah yang penuh harapan. Berharap saat itu dia akan diberi 
makan.  Melihat itu, Nona bocah lima tahun kakak perempuannya juga 
langsung ikut keluar dari rumah itu.
Mereka rupanya benar-benar kelaparan. Ketika diajak makan, wajah 
riang terpancar dari wajah ke dua bocah tu. Ketika diberi sesuap nasi, 
mereka saling berebutan ingin sendok yang berada di tangan agar 
cepat-cepat masuk ke dalam mulut.
Melihat hal itu, wartawanpun mencoba untuk menmui Jackson Lolombulan,
 warga sekitar. Ketika ditanya soal kedua anak itu, dengan nada kesal 
dia mulai menjelaskan.
Menurutnya, ibu dari anak itu benar-benar tega memperlakukan kedua 
buah hatinya itu. Sebab, tak hanya menelantarkan, Ata, orang tua dari 
dua bocah itu sering memukul anaknya.
"Kasihan mereka. Ibunya sering memukul mereka. Dia memukul mereka 
ketika mengetahui ada warga yang memberi mereka makan. Apalagi pukulan 
itu sering di layangkan ke bagian kepala," ucapnya sedih.
Tak hanya itu, mereka (warga sekitar) sering mendengar ucapan yang 
tak sedap di dengar ketika orang memberikan makanan untuk diberikan 
kepada anaknya.
"Dia sering mengatakan kalau sebaiknya memberi makan binatang dari 
pada memberi makan kedua anaknya," ungkap Jackson yang diiyakan istrinya
 yang saat sedang duduk tepat disampingnya.
Menurutnya lagi, beberapa bulan yang lalu, ada salah satu dari warga 
sekitar melaporkan kekejian sang ibu ke pihak kepolisian. Ata sempat 
dibawa ke Polsek Urban Malalayang.
Namun, karena berpikir anaknya akan terlantar, pihak kepolisian lalu 
melepas sang ibu dengan persyaratan bahwa dia akan mengurus anaknya 
dengan baik.
Tapi kembalinya dia ke rumah tidak merubah keadaan apa pun. Malah 
sebaliknya, dia semakin beringas dan semakin melarang warga untuk 
memberi anaknya makan.
"Pernah dia menyiram air panas ketika kami mencoba untuk menyuapi 
anaknya makanan. Pernah juga ada warga memberikan roti untuk diberikan 
kepada anaknya, namun sayangnya roti itu diberikannya kepada anjing dan 
ayam piaraannya yang ada di rumah," kisahnya.
Dia berharap, adanya campur tangan pemerintah dengan hal tersebut. 
Bahkan jika perlu, mereka meminta Komisi Perlindungan Anak untuk datang 
dan melihat keadaan anak itu.
"Kami ingin mengadopsi anak itu karena benar-benar kasihan melihat 
hal ini. Tapi kami benar-benar takut jika ketahuan ibu mereka. Kami 
berharap ada instansi terkait untuk bisa melihat langsung hal ini. Atau 
bisa mengambil jalan lain yaitu menaruh anak-anak itu ke panti asuhan. 
Saya khawatir terhadap mental kedua anak ini ke depan," paparnya.
Sementara itu, Daromes selaku  Maweteng di lingkungan tersebut 
mengatakan kalau selama beberapa bulan terkahir ini, sejak suami Ata 
meninggal, kedua anak itu benar-benar diperlakukan tidak baik.
Apalagi mereka dibiarkan tidur bersama hewan peliharaan yang ada di 
rumah tersebut, sepeti anjing, ayam dan bebek. "Ada kemungkinan mereka 
juga tidur di atas kotoran hewan-hewan itu," ucapnya. 

0 komentar:
Posting Komentar