Ibu korban curiga dengan kondisi dua anak gadisnya yang selalu mengurung diri dan murung
TB Indonesia News - Orangtua F (14) dan D (12) tidak
pernah menduga kalau anak perempuan mereka menjadi korban perkosaan.
Mereka jadi sasaran kebiadaban sejumlah pemuda bejat yang menamakan diri
Geng Sakau.
Tidak mudah mengungkap identitas Geng Sakau yang memerkosa di rumah
kosong di Kompleks Perumahan Pupuk Kaltim, Pondok Cabe, Tangerang
Selatan, Tengerang, Banten. Berbulan-bulan setelah kejadian, kedua
korban baru berani menceritakan kejadian yang mereka alami kepada
ibunya.
Sebelum kasus ini terbongkar, Y ibu korban curiga dengan kondisi dua anak gadisnya yang belakangan selalu mengurung diri dan terlihat murung. Mereka tidak terlihat seperti anak baru gede pada umumnya yang selalu ceria.
Rasa curiga Y terhadap anaknya makin menjadi saat melihat F selalu mengenakan pakaian dalam dan berjalan-jalan di dalam rumah. Sementara D adiknya, mengurung diri, kerap mengalami panas tinggi dan muntah-muntah.
Keduanya terlihat tertekan dan tidak berani menceritakan apa yang dialaminya. Si ibu kemudian mencoba melakukan tes kehamilan tapi hasilnya negatif. Setelah melalui pendekatan intensif, kedua anaknya baru berani bercerita.
"Rupanya anak ini diteror dan diancam untuk tidak cerita," kata Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Aries Merdeka Sirait, setelah melakukan interview terhadap korban dan keluarganya.
Awal kejadian perkosaan ini berlangsung pada Juli atau sebelum Idul Fitri 2011. Melalui teman kecilnya yang berinisial V, F dikenalkan kepada salah seorang pelaku. Mereka kemudian berkomunikasi melalui pesan singkat atau SMS, dan janjian untuk bertemu dan pergi hingga malam hari.
Kerena sampai larut malam, F didesak pelaku untuk tidur di rumah temannya bernama H, dan dikunci dalam salah satu ruangan yang kemudian terjadi perkosaan itu.
Tapi belum selesai sampai di situ, pada Oktober 2011, seorang pelaku lainnya bernama WS meminta nomor telepon F, dan menjalin komunikasi dengan korban. Setelah komunikasi lancar, F diajak bertemu. Pelaku ini malah memperlakukan F secara kasar dengan menendang dan merobek celananya, yang kemudian memperkosanya.
Pada bulan yang sama, pelaku SD (22), mengajak F bermain di lingkungan rumahnya. Namun F sempat menolak karena takut kejadian seperti sebelumnya terulang. Tetapi karena terus dibujuk, F menyetujui ajakan SD untuk pergi.
Tapi F malah diajak ke sebuah rumah kosong, di Kompleks Pupuk Kaltim, Pondok Cabe, Tangerang Selatan. Setelah itu, F dibawa ke lantai satu dan dimasukkan dalam ruangan kosong serta langsung dikunci kemudian disetubuhi SD. Saat itu WS juga ikut memperkosa lagi.
Sementara D (12), rupanya juga diperkosa Geng Sakau, setelah ia diperkenalkan kakaknya saat minta dijemput sekitar Agustus 2011 lalu. D bahkan diperkosa oleh tiga orang secara bergantian di kebon kosong.
Pemerkosaan terhadap D terjadi lagi pada 23 September 2011, ketika dengan modus yang sama pelaku mengajaknya bertemu. Dan D diajak ke rumah kosong tempat kakaknya diperkosa. Di rumah ini, D mengaku diperkosa lima pelaku.
Sebelum kasus ini terbongkar, Y ibu korban curiga dengan kondisi dua anak gadisnya yang belakangan selalu mengurung diri dan terlihat murung. Mereka tidak terlihat seperti anak baru gede pada umumnya yang selalu ceria.
Rasa curiga Y terhadap anaknya makin menjadi saat melihat F selalu mengenakan pakaian dalam dan berjalan-jalan di dalam rumah. Sementara D adiknya, mengurung diri, kerap mengalami panas tinggi dan muntah-muntah.
Keduanya terlihat tertekan dan tidak berani menceritakan apa yang dialaminya. Si ibu kemudian mencoba melakukan tes kehamilan tapi hasilnya negatif. Setelah melalui pendekatan intensif, kedua anaknya baru berani bercerita.
"Rupanya anak ini diteror dan diancam untuk tidak cerita," kata Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Aries Merdeka Sirait, setelah melakukan interview terhadap korban dan keluarganya.
Awal kejadian perkosaan ini berlangsung pada Juli atau sebelum Idul Fitri 2011. Melalui teman kecilnya yang berinisial V, F dikenalkan kepada salah seorang pelaku. Mereka kemudian berkomunikasi melalui pesan singkat atau SMS, dan janjian untuk bertemu dan pergi hingga malam hari.
Kerena sampai larut malam, F didesak pelaku untuk tidur di rumah temannya bernama H, dan dikunci dalam salah satu ruangan yang kemudian terjadi perkosaan itu.
Tapi belum selesai sampai di situ, pada Oktober 2011, seorang pelaku lainnya bernama WS meminta nomor telepon F, dan menjalin komunikasi dengan korban. Setelah komunikasi lancar, F diajak bertemu. Pelaku ini malah memperlakukan F secara kasar dengan menendang dan merobek celananya, yang kemudian memperkosanya.
Pada bulan yang sama, pelaku SD (22), mengajak F bermain di lingkungan rumahnya. Namun F sempat menolak karena takut kejadian seperti sebelumnya terulang. Tetapi karena terus dibujuk, F menyetujui ajakan SD untuk pergi.
Tapi F malah diajak ke sebuah rumah kosong, di Kompleks Pupuk Kaltim, Pondok Cabe, Tangerang Selatan. Setelah itu, F dibawa ke lantai satu dan dimasukkan dalam ruangan kosong serta langsung dikunci kemudian disetubuhi SD. Saat itu WS juga ikut memperkosa lagi.
Sementara D (12), rupanya juga diperkosa Geng Sakau, setelah ia diperkenalkan kakaknya saat minta dijemput sekitar Agustus 2011 lalu. D bahkan diperkosa oleh tiga orang secara bergantian di kebon kosong.
Pemerkosaan terhadap D terjadi lagi pada 23 September 2011, ketika dengan modus yang sama pelaku mengajaknya bertemu. Dan D diajak ke rumah kosong tempat kakaknya diperkosa. Di rumah ini, D mengaku diperkosa lima pelaku.
Wawancara Intensif
Nama kelompok pemuda yang suka mengonsumi narkoba ini diketahui
setelah Komisi Nasional Perlindungan Anak menanyai secara intensif
kepada kedua korban.
Kasus pemerkosaan ini telah disidangkan di Pengadilan Negeri Tangerang, dengan lima terdakwa, WS (22), AS (20), SD (22), RA (25), dan HR (16) yang masih di bawah umur. Sidang sudah sampai tahap penuntutan. Sementara dua otak pelaku bernisial YG dan H masih dalam perburuan polisi. (ren)
Kasus pemerkosaan ini telah disidangkan di Pengadilan Negeri Tangerang, dengan lima terdakwa, WS (22), AS (20), SD (22), RA (25), dan HR (16) yang masih di bawah umur. Sidang sudah sampai tahap penuntutan. Sementara dua otak pelaku bernisial YG dan H masih dalam perburuan polisi. (ren)
Sumber : VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar