Mayat wanita ditemukan di bagasi Nissan March
Polisi sudah melakukan pemeriksaan forensik.
TB News - Jasad Feby Lorita, wanita yang tewas
dalam bagasi mobil miliknya Nissan March putih F 1356 KA, sudah bisa
dibawa pulang keluarga dan rencananya akan dikremasi.
Sebelumnya, polisi sudah melakukan pemeriksaan forensik untuk memastikan identitas korban yang ditemukan dalam kondisi membusuk.
"Saat ini jenazah korban sudah dapat diambil dan kami sudah memberitahukannya ke pihak keluarga," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto di Jakarta, Sabtu 1 Februari 2014.
Rikwanto menjelaskan, jenazah itu sudah dapat dibawa lantaran tim forensik Rumah Sakit Polri, Jakarta Timur telah membandingkan sidik jari mayat dalam bagasi dengan sidik jari Feby yang tertera pada ijazah Sekolah Menengah Pertama (SMP).
"Dan hasilnya identik," kata Rikwanto.
Selain itu, pihak Rumah Sakit Polri juga telah mengambil sampel darah anak kandung Feby yang kini berusia empat tahun, Jacqueline Agne Solecia.
Sejak awal anggota keluarga korban yakin kalau mayat dalam bagasi itu adalah Feby Lorita. Hal itu diperkuat lantaran Evi Lorita, kakak Feby melihat gambar tato salib di punggung dan gelang giok yang digunakan korban.
"Kami akan segera mengambil jenazah itu karena mau dikremasi," ujar Evi.
Kepolisian telah memeriksa sembilan orang saksi terkait kasus tersebut. Beberapa di antaranya memberi keterangan bahwa Feby memang sedang dekat dengan seseorang.
Tetapi para saksi tak banyak memiliki informasi mengenai orang yang diduga pelaku pembunuhan itu. Hingga kini polisi belum berhasil mengungkap siapa pembunuh sadis tersebut.
Sebelumnya diberitakan, mayat dalam bagasi itu ditemukan di TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur pada Selasa siang, 28 Januari 2014. Korban ditemukan dalam keadaan membusuk, dengan kondisi tangan dan kaki diikat kabel stop kontak empat lubang berwarna putih, sepanjang 290 cm.
"Saat ini jenazah korban sudah dapat diambil dan kami sudah memberitahukannya ke pihak keluarga," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto di Jakarta, Sabtu 1 Februari 2014.
Rikwanto menjelaskan, jenazah itu sudah dapat dibawa lantaran tim forensik Rumah Sakit Polri, Jakarta Timur telah membandingkan sidik jari mayat dalam bagasi dengan sidik jari Feby yang tertera pada ijazah Sekolah Menengah Pertama (SMP).
"Dan hasilnya identik," kata Rikwanto.
Selain itu, pihak Rumah Sakit Polri juga telah mengambil sampel darah anak kandung Feby yang kini berusia empat tahun, Jacqueline Agne Solecia.
Sejak awal anggota keluarga korban yakin kalau mayat dalam bagasi itu adalah Feby Lorita. Hal itu diperkuat lantaran Evi Lorita, kakak Feby melihat gambar tato salib di punggung dan gelang giok yang digunakan korban.
"Kami akan segera mengambil jenazah itu karena mau dikremasi," ujar Evi.
Kepolisian telah memeriksa sembilan orang saksi terkait kasus tersebut. Beberapa di antaranya memberi keterangan bahwa Feby memang sedang dekat dengan seseorang.
Tetapi para saksi tak banyak memiliki informasi mengenai orang yang diduga pelaku pembunuhan itu. Hingga kini polisi belum berhasil mengungkap siapa pembunuh sadis tersebut.
Sebelumnya diberitakan, mayat dalam bagasi itu ditemukan di TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur pada Selasa siang, 28 Januari 2014. Korban ditemukan dalam keadaan membusuk, dengan kondisi tangan dan kaki diikat kabel stop kontak empat lubang berwarna putih, sepanjang 290 cm.
© VIVA.co.id
0 komentar:
Posting Komentar