TB News -Produsen ban kelas dunia asal Prancis,
Compagnie Financière Groupe Michelin, bekerja sama dengan PT Chandra
Asri Petrochemical Tbk (TPIA) membangun pabrik bahan baku ban senilai Rp 4 triliun. Apa alasan Michelin mau berinvestasi di Indonesia?
CEO
Michelin Jean-Dominique Senard mengungkapkan, Indonesia merupakan
negara potensial dalam hal investasi. Bahkan dia mengatakan, dalam
puluhan tahun ke depan, Indonesia adalah negara penting di dunia.
"Kita bukan hanya percaya tapi sangat yakin bahwa Indonesia akan menjadi negara yang sangat penting di dunia untuk masa depan, untuk menjalankan bisnis sangat baik di negara ini," kata Senard ditemui di Kediaman Duta Besar Prancis untuk Indonesia di kawasan Menteng, Jakarta, dikutip, Rabu (6/11/2013).
Dia meyakini, kerja sama yang dilakukannya dengan Chandra Asri tidak hanya akan memberikan keuntungan yang baik bagi kedua perusahaan. Tetapi juga untuk negara Indonesia sendiri.
"Ini akan menjadi paralel untuk pertumbuhan negara. Kalau kita memproduksi kualitas bagus bahan baku ban ini, bukan hanya untuk Michelin keuntungannya tapi juga untuk Indonesia. Indonesia akan menjadi lebih terkenal juga. Itu alasannya, kita sangat bahagia," paparnya.
Dia pun tidak begitu mempersoalkan kondisi pelemahan rupiah yang tengah terjadi. Dia meyakini rupiah akan segera stabil dalam waktu dekat.
"Proyek kita jangka panjang, bagi saya persoalan mata uang adalah persoalan jangka pendek," tutupnya.
Seperti diketahui, pabrik karet sintetis alias bahan baku ban itu akan didirikan di Cilegon, Banten. Biaya investasi pabrik tersebut sebesar US$ 435 juta (Rp 4,1 triliun).
Michelin dan anak usaha Chandra Asri, PT Petrokimia Butadine Indonesia (PBI), sudah menandatangani perjanjian guna membentuk anak usaha patungan yang akan menjalankan pabrik baru tersebut. Porsi kepemilikan saham dari perusahaan tatungan tersebut adalah Michelin sebesar 55% dan PBI sebesar 45%.
Pabrik yang masih menunggu keputusan final ini akan mulai dibangun awal 2015 dengan penyelesaian dan start-up pada awal 2017.
"Kita bukan hanya percaya tapi sangat yakin bahwa Indonesia akan menjadi negara yang sangat penting di dunia untuk masa depan, untuk menjalankan bisnis sangat baik di negara ini," kata Senard ditemui di Kediaman Duta Besar Prancis untuk Indonesia di kawasan Menteng, Jakarta, dikutip, Rabu (6/11/2013).
Dia meyakini, kerja sama yang dilakukannya dengan Chandra Asri tidak hanya akan memberikan keuntungan yang baik bagi kedua perusahaan. Tetapi juga untuk negara Indonesia sendiri.
"Ini akan menjadi paralel untuk pertumbuhan negara. Kalau kita memproduksi kualitas bagus bahan baku ban ini, bukan hanya untuk Michelin keuntungannya tapi juga untuk Indonesia. Indonesia akan menjadi lebih terkenal juga. Itu alasannya, kita sangat bahagia," paparnya.
Dia pun tidak begitu mempersoalkan kondisi pelemahan rupiah yang tengah terjadi. Dia meyakini rupiah akan segera stabil dalam waktu dekat.
"Proyek kita jangka panjang, bagi saya persoalan mata uang adalah persoalan jangka pendek," tutupnya.
Seperti diketahui, pabrik karet sintetis alias bahan baku ban itu akan didirikan di Cilegon, Banten. Biaya investasi pabrik tersebut sebesar US$ 435 juta (Rp 4,1 triliun).
Michelin dan anak usaha Chandra Asri, PT Petrokimia Butadine Indonesia (PBI), sudah menandatangani perjanjian guna membentuk anak usaha patungan yang akan menjalankan pabrik baru tersebut. Porsi kepemilikan saham dari perusahaan tatungan tersebut adalah Michelin sebesar 55% dan PBI sebesar 45%.
Pabrik yang masih menunggu keputusan final ini akan mulai dibangun awal 2015 dengan penyelesaian dan start-up pada awal 2017.
0 komentar:
Posting Komentar