Latest News
Rabu, 30 November 2011

Sekuntum Mawar di Taman Hati

Di ujung penantianku…
Ku menanti seseorang yang tak tahu pasti
Siapa dan apa yang akan terjadi…nanti
Aku tak tahu lagi apa yang mesti aku perbuat
Kau mawarku…
Kau mawar yang dikelilingi duri
Aku menyukaimu, karena kau terpelihara
Dari apa saja yang akan menyakitmu…
Sedang aku hanya seorang pengembara dilebatnya belantara
Perjalanan hidup yang melelahkan, akan selaluku jalani
Dengan hati sabar, karena itu sudah janji dengan Yang Kuasa…
Aku takkan menyesali nasib yang aku alami
Karena aku yakin Tuhan amatlah mengasihi hamba-Nya
Dan aku tahu, pasti janji Tuhan akan terjadi…
Karena aku sudah banyak mengalaminya…
Dan kini aku banyak belajar dari pahit getirnya kehidupan…
Mawarku…
Kau jangan sampai melepaskan begitu saja
Kumbang yang mendekatimu
Mawarku…
Jangan kau tertipu oleh gemerlap dunia
Karena itu hanyalah sementara…
Hari ini…
Aku mencoba mengungkapkan kebenaran
Karena kita diciptakan untuk saling mengasihi
Mawarku…
Mengapa baru sekarang kau nampakkan kuntummu
Yang menebar harum semerbak…
Sehingga membuat aku selalu merinduimu
Walaupun kau jauh, tapi kau selalu di hati ini
Mawarku…

Indahnya Sekuntum Mawar di Taman Hati.
“Virus cinta“ yang bernama kebencian selalu menerpa “perahu laju“ dari para Pecinta yang dengan tertawa-ria mengarungi samudera cinta yang tiada bertepi. Memang “virus“ kebencian tidak dapat dideteksi dan diramalkan sebelumnya. Ini menjadi “kepatahhatian” para Pecinta terhadap perjalanan panjang cinta mereka.
Siapa yang tak suka dengan “mawar”? yang dianya harum semerbak di seantero kampung pangkuan halaman, dia dikelilingi oleh “duri” yang bukan untuk menyakiti akan tetapi untuk memelihara diri. Namun sayang “kumbang jati” tak kuasa mendekati hanya bermain di alam khayalinya. Ya, senang dipandang namun sulit untuk digenggam dalam jambangan.
Memang sulit mendeteksi cinta yang tersimpan kokoh dalam hati seorang wanita atau pria, karena kebesaran cinta dihatinya tidak dapat diungkap dengan kata-kata dan bentuk simbolistik lainnya, ia hanya simpati dan…simpati. Nah, dari sinilah awal cinta bersemi indah di taman hati.
Namun apabila badai “tsunami cinta” dalam menjelma dengan perginya orang yang dicintai atau diambil oleh orang lain. Maka yang terjadi adalah kecewa yang mendera dan hati yang merana karena cinta. Maka Si Pecinta tak rela dan tak tega “kumbang lain” datang mengelilingi “Sang Bunga Mawar” pujaan hatinya.
Dan kehadiran “virus cinta” yang bernama keduniawian baik yang bersifat harta benda, kecantikan dan ketampanan, popularitas. Itu semua sering membuat “mawar” membiarkan “madunya” dihisap oleh “kumbang” yang berhati jalang. Memang realitas kadangkala membuat keteguhan hati akan roboh oleh tampilan dan kebendaan yang menggoda sanubari.
Bila “mawar” tergoda oleh “kumbang jalang” maka itu akan mengakibatkan hilangnya harga diri dan masa depan cintanya. Dan “kumbang jati” yang main dibalik layarpun ikut merasa kecewa, ya…duka di atas duka. Karena “janji setia menikam kalbu”.
“Virus cinta” yang bernama kebencian bisa saja disebabkan oleh kecemburuan terhadap orang yang meraih “mawar” tidak dapat membahagiakan “mawar”, ataupun karena “mawar” melupakan Si Pecinta yang dalam rindu bayangan.
Maka proses awal badai cinta di samudera jiwa adalah karena kecemburuan sepihak dari Si Pecinta terhadap yang dicintainya. Dan orang yang dicintaipun tidak tahu kalau Si Pecinta mencintainya. Inilah bentuk karamnya “kapal cinta” dipangkalan yang belum sampai melaju ke lautan yang luas.
Dan berikut ini ada baiknya kita simak Catatan Cinta dari Musafir Cinta dari sebuah badai cinta yang menerpa di samudera jiwanya, dan ia berupaya untuk paham dengan keadaan yang menimpa dirinya dengan melakukan perenungan (tafakur) dan mencoba untuk mengambil hikmah dari peristiwa yang terjadi dalam hidupnya.

A Inspiration of the book "Musafir Cinta di Taman Fata Morgana"... 
Masterpiece Two People of Putra Kerinci...
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Sekuntum Mawar di Taman Hati Rating: 5 Reviewed By: Register Center